Profil Anne Avantie, Maestro Kebaya Asal Semarang yang Menginspirasi

Sharing is caring!

Anne Avantie ~ Seperti apa biografi dan kisah sukses seorang Anne Avantie yang hanya lulusan SMP tetapi bisa menjadi desainer top tanah air? Simak ceritanya berikut ini!

BisnisHandal.com, Bagi sebagian orang, mungkin nama Anne Avantie bukanlah sosok yang terdengar asing. Pasalnya designer dan pengusaha kondang satu ini sudah terkenal luas, apalagi di kalangan para pecinta kebaya.

Anne Avantie adalah perancang busana ternama yang memulai semua usahanya dari nol. Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, kini kebaya buatan Anne Avantie telah mendunia dan jadi langganan dari pejabat seperti Susi Pudjiastuti, para artis seperti Krisdayanti, hingga ratu kecantikan dunia.

Seperti apa biografi dan kisah suksesnya?

Baca: Dea Valencia Budiarto: Kisah Sukses Remaja Kreatif Pendiri Batik Kultur

Kisah Sukses Anne Avantie, Perancang Busana Langganan Pejabat Hingga Artis

Anne Avantie lahir dengan nama Sianne Avantie di Semarang pada tanggal 20 Mei 1954. Ia adalah anak ke 22 dari 24 bersaudara. Jadi keluarga Anne adalah keluarga yang sangat besar.

Ayah Anne, Hari Alexander, adalah pengusaha variasi mobil, sedangkan ibunya, Amie Indriati memiliki usaha salon kecil-kecilan.

Masa kecil Anne lebih banyak dihabiskan di Solo, Jawa Tengah.

Masa Muda

Lahir dari keluarga besar bukan sesuatu yang mudah bagi seorang Anne Avantie. Apalagi dengan banyaknya anggota keluarga, masalah demi masalah terus menghantam keluarganya.

Sejak kecil, Anne telah menunjukkan ketertarikan pada dunia fashion. Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Anne telah membuat hiasan pita rambut dan berjualan kepada teman-temannya.

Beberapa kali melihat ibunya yang kerap menjahitkan pakaian, Anne pun tertarik untuk belajar menjahit. Ia belajar menjahit secara otodidak dengan sedikit bantuan dari ibunya.

Berkat bakat dan ketekunan, hasil jahitan Anne semakin hari semakin membaik. Bahkan ia sampai dipercaya oleh gurunya untuk membuat kostum pentas tari dan vokal untuk acara sekolah.

Masa Masa Sulit

Menginjak remaja hingga dewasa, Anne Avantie mengalami masa-masa yang cukup kelam dalam hidupnya.

intan avantie

Sebagaimana lazimnya orang-orang pada masa itu, Anne Avantie hanya menamatkan pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ia lalu menikah pada usia 19 tahun. Pernikahan ini ternyata tidak sesuai yang diharapkan. Ia lalu cerai tiga tahun setelahnya dan harus menjadi orang tua tunggal bagi anaknya yang masih balita.

Sejak kecil Anne telah terbiasa hidup dalam berbagai masalah dan kesulitan. Namun dari sini ia justru bertekad membesarkan anaknya dengan memberikan yang terbaik.

Melakoni orang tua tunggal bagi anaknya di usia yang masih sangat muda, Anne Avantie harus banting tulang mencari nafkah. Berbagai pekerjaan pernah ia lakoni, mulai dari berjualan mangga dari pintu ke pintu hingga menjadi SPG.

Menjadi Perancang Busana Otodidak

Kondisi seperti ini terus berlangsung hingga pada tahun 1989, Anne Avantie memutuskan untuk kembali menekuni dunia mode yang dulu begitu ia cintai.

Dengan uang tabungannya, Anne membeli dua buah mesin jahit dan memulai usaha perancang busana di rumah kontrakannya sendiri.

Hanya berdasarkan intuisi dan kemauan, ia memulai semuanya dari nol, bahkan sama sekali tidak punya basic seorang perancang busana.

Anne sama sekali tidak mengerti bagaimana membuat pola atau caranya membuat desain di atas kertas. Ia hanya mendesain pakaian berdasarkan intuisi dan semua yang ia pelajarinya dulu secara otodidak.

Membuat Busana untuk Penari

Awalnya ia banyak membuat pakaian tradisional untuk para penari yang akan pentas di berbagai wilayah Semarang. Karena pada masa itu, ada banyak pergelaran kesenian tari untuk berbagai acara.

Meskipun awalnya cukup berat, namun lambat laun usaha sewa kostum penari yang digeluti Anne mulai mendapat dikenal.

Perlahan tapi pasti, butik milik Anne yang bernama Griya Busana Permatasari mulai mendapat order dari masyarakat. Seperti kebaya untuk acara pernikahan dan acara-acara penting lainnya.

Melebarkan Sayap ke Jakarta

Kebaya buatan Anne Avantie mulai mendapatkan sambutan dari masyarakat di luar Semarang. Karyanya yang menggunakan jahitan tangan dan tidak menggunakan mesin produksi massal membuat kebaya Anne begitu unik dan berkelas.

Dengan peminat kebaya rancangan Anne yang semakin hari semakin banyak, ia lalu memberanikan diri untuk melebarkan sayap ke Jakarta. Hal ini juga didukung penuh oleh sang suami, Joseph Henry Susilo dan ketiga orang anaknya.

Hingga pada tahun 2010, Anne Avantie telah memiliki dua buah butik di Mall Kelapa Gading dan Grand Indonesia. Ia juga memiliki toko sendiri bernama Pendopo dan toko online dengan nama Anne Avantie Mall.

Konsisten Hingga Menjadi Perancang Busana Ternama

Meskipun sekarang zaman telah berubah dan sudah banyak perancang busana yang mendesain busana-busana modern, Anne Avantie enggan untuk pindah haluan.

Baginya, kebaya telah menjadi identitas wanita Indonesia dan akan terus ia lestarikan sampai ke anak cucu kelak.

anne avantie agama
Diva Krisdayanti dengan kebaya rancangan Anne Avantie.
Sumber: Instagram

Kini Anne Avantie sudah dikenal luas sebagai maestro kebaya. Karya-karya kebaya yang ia buat tidak hanya elegan dan berkelas, tetapi juga mampu membuat pemakainya memancarkan aura kecantikan bak puteri keraton.

Kebaya karya Anne selalu diminati oleh banyak kalangan untuk berbagai acara penting. Termasuk pejabat tinggi pemerintahan, para artis ternama, diplomat, bahkan Anne dipercaya menjadi desainer busana Miss Universe ketika bertandang ke Indonesia.

Kerja Keras yang Membuahkan Hasil

Bagi seorang Anne Avantie, pendidikan yang sebatas SMP tidak menghalanginya untuk berkarya dan sukses. Karena kunci kesuksesan tersebut bukan terletak pada tingginya raihan prestasi akademis.

Tetapi lebih kepada bagaimana kerja keras dan terus belajar untuk menjadi yang lebih baik setiap harinya. Dengan bekerja menggunakan hati, maka hasilnya juga akan sampai ke hati para pelanggan.

Jiwa Sosial Anne Avantie

Selain menjadi perancang busana kebaya yang sangat sukses, ibu kandung Intan Avantie ini juga dikenal sebagai pribadi yang berjiwa sosial tinggi.

Salah satu yayasan sosial yang pernah ia prakarsai adalah Wisma Kasih Bunda pada tahun 2002. Hingga saat ini, Wisma Kasih Bunda menjadi rumah singgah bagi para penderita penyakit hidrosefalus, tumor, bibir sumbing, hingga orang-orang kurang beruntung lainnya.

Ia juga aktif memberikan pelatihan workshop dan berbagai keterampilan kepada masyarakat tidak mampu agar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mencari nafkah.

Pada tahun 2004, 2005, dan 2008, Anne Avantie mendapat penghargaan “Kartini Award” dari Ibu Ani Yudhoyono atas kontribusinya mengembangkan industri kecil. Pada tahun 2008, ia juga mendapat penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan, Ibu Meutia Hatta sebagai “Indonesian Woman Able”.

Bulan Maret tahun 2020 lalu, ketika Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Anne menggerakkan para penjahitnya untuk memproduksi APD (Alat Proteksi Diri) untuk para tenaga kesehatan.

Baca: Kisah Hidup Chris Gardner, Seorang Gelandangan yang Menjadi Miliarder

Demikianlah tadi profil dari seorang Anne Avantie. Meskipun kini telah sukses dan memiliki banyak bisnis di Jakarta, Anne tetap memilih kota Semarang sebagai alamat tempat tinggalnya. Ia ingin menjadikan daerah Jawa Tengah sebagai pengingat bagaimana ia dulu membangun usahanya. [BH/CS]

Tinggalkan komentar