Manajemen Risiko Adalah ~ Apa itu manajemen risiko? Apa pula proses dan tujuan manajemen risiko? Temukan jawabannya di bawah ini!
BisnisHandal.com, Manajemen risiko adalah salah satu istilah yang banyak dijumpai dalam perekonomian, manajerial, maupun dunia bisnis.
Sebetulnya manajemen risiko ini apa? Mari kita cari tahu jawabannya bersama!
Manajemen Risiko Adalah

Manajemen risiko atau dalam bahasa Inggrisnya disebut risk management berasal dari 2 kata, yaitu manajemen dan risiko atau resiko.
Manajemen bisa diartikan sebagai sebuah seni atau ilmu dalam mengatur atau mengarahkan seseorang atau sekelompok orang demi mencapai tujuan bersama.
Sedangkan risiko atau resiko adalah akibat, konsekuensi, atau faktor bahaya dari sebuah proses yang sedang atau akan berlangsung, atau kejadian yang mungkin saja terjadi di masa depan.
Dari kedua kata ini mungkin anda sudah bisa menebak apa itu manajemen risiko.
Jadi pengertian manajemen risiko adalah sebuah proses secara terstruktur dan sistematis yang meliputi usaha untuk melakukan identifikasi, pengendalian, penilaian, pengamatan, analisis, menghindari, meminimalisasi, atau menghapus faktor-faktor risiko yang sedang terjadi atau akan terjadi di masa yang akan datang.
Dalam dunia usaha, manajemen risiko diperlukan untuk menghindari atau meminimalisir faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang bisa membahayakan keberlangsungan sebuah perusahaan.
Tahapan Proses Manajemen Risiko

Adapun tahapan proses manajemen risiko yang perlu diketahui oleh tim manajemen sebuah perusahaan untuk menghindari risiko yang mungkin akan mengganggu jalannya sebuah perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Melakukan Identifikasi Risiko (Identify the Risk)
Hal pertama yang perlu diingat dalam memahami manajemen risiko adalah setiap tindakan atau keputusan yang diambil oleh perusahaan atau badan usaha, apapun itu selalu memiliki risikonya sendiri.
Jadi tahapan manajemen risiko yang pertama adalah melakukan identifikasi atas risiko yang muncul dari keputusan yang diambil.
Identifikasi risiko ini bertujuan untuk mendata faktor-faktor risiko yang akan muncul di kemudian hari atau bahkan sudah ada saat ini. Risiko ini didata terlebih dahulu untuk kemudian diolah lagi dalam proses selanjutnya.
2. Menganalisis Faktor Risiko (Analysis the Risk)
Setelah berhasil mengidentifikasi risiko, tahap manajemen risiko selanjutnya adalah menganalisis risikonya.
Setelah data-data faktor risiko yang ada terkumpul, kita perlu membuat analisis faktor risiko satu demi satu dari data yang ada.
Hal ini berguna dalam hal evaluasi risiko-risiko tersebut guna membuat tindakan yang tepat atas risiko-risiko tersebut.
3. Mengevaluasi Risiko yang Timbul (Evaluate the Risk)
Setelah dilakukan analisis faktor risiko, tahap manajemen risiko selanjutnya adalah mengevaluasi risiko yang timbul.
Jadi setiap risiko-risiko yang sudah dianalisis nantinya akan di-break down lagi untuk melihat peringkat dan prioritas dari risiko-risiko yang ada.
Sebagai contoh, risiko yang hanya menyebabkan ganguan atau ketidaknyamanan karyawan atau customer diberi label risiko rendah (low risk). Sedangkan risiko yang akan menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan atau mengancam kelangsungkan hidup perusahaan adalah risiko tinggi (high risk).
Penentuan risiko berdasarkan tinggi rendahnya ini sangat penting dalam menentukan urgensi terhadap pengambilan tindakan atas risiko tersebut.
4. Mengambil Tindakan terhadap Risiko (Response the Risk)
Setelah mengevaluasi risiko yang timbul, kini saatnya mengambil tindakan atas risiko tersebut. Risiko dengan tingkat urgensi tertinggi (high risk) harus menjadi prioritas dalam mengambil tindakan dan yang terakhir baru risiko yang tingkat urgensinya paling rendah.
Dalam mengambil tindakan terhadap risiko ini, kita diharapkan dapat memecahkan masalah sehubungan dengan risiko yang timbul atau yang akan timbul. Dan tindakan yang diambil ini bisa dibagi lagi menjadi beberapa kategori penyelesaian masalah.
Kategori pengambilan tindakan atas risiko tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
- Tindakan penghentian kegiatan yang menyebabkan terjadinya risiko (risk avoidance)
- Tindakan untuk mengurangi dampak dari risiko yang muncul (risk reduction)
- Tindakan untuk memindahkan sebagian atau seluruh risiko kepada pihak lain (risk transfer)
- Menerima risiko tersebut dan tidak mengambil tindakan apapun (risk aceptence)
5. Meninjau Kembali dan Memantau Risiko (Review and Monitor the Risk)
Tahapan terakhir dari manajemen risiko adalah peninjauan kembali atau memantau risiko agar tidak muncul lagi di kemudian hari.
Nantinya tim manajemen risiko atau setiap karyawan perusahaan akan meninjau setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan apakah cukup aman dan akan menimbulkan risiko lagi atau tidak.
Selain itu, setiap individu juga akan memantau risiko-risiko yang ada selama beroperasinya perusahaan sesuai dengan job desk mereka masing-masing.
Tujuan Manajemen Risiko

Manajemen risiko dibuat pastilah memiliki tujuan yang jelas dan pasti bagi perusahaan atau pengusaha.
Adapun tujuan manajemen risiko adalah sebagai berikut.
1. Melindungi Perusahaan
Tujuan manajemen risiko yang pertama adalah untuk melindungi perusahaan. Dengan adanya manajemen risiko, para tim yang ada di dalamnya sudah mendata dan mengetahui terlebih dahulu risiko yang muncul dan mencarikan solusinya.
Dengan demikian perusahaan dapat terlindungi dari berbagai risiko mulai dari hambatan atau rintangan yang kecil sampai risiko besar yang akan menyebabkan tutup atau pailitnya sebuah perusahaan.
2. Mendorong Tim Manajemen agar Proaktif
Dengan adanya manajemen risiko, para manajer atau tim manajemen perusahaan agar lebih proaktif lagi dalam bekerja. Mereka bukan hanya dituntut untuk mendata, menganalisis dan menyelesaikan risiko yang muncul pada perusahaan, tetapi juga harus memantau perusahaan setiap saat dari risiko yang mungkin saja akan muncul.
Dengan tim manajemen yang proaktif, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan risiko yang bisa ditangani secepat mungkin.
3. Sebagai Early Warning agar Berhati-Hati
Setiap tindakan atau keputusan yang diambil oleh setiap karyawan sebuah perusahaan pasti akan mempunyai dampak bagi perusahaan. Dampak tersebut bisa sangat kecil, tetapi bisa juga memiliki dampak yang luar biasa bagi perusaaan.
Dengan adanya manajemen risiko ini, seluruh karyawan pada perusahaan akan mendapat semacam early warning atau peringatan dini agar senantiasa waspada dan berhati-hati dalam bekerja dan mengambil keputusan.
Karena kecerobohan dan ketidak hati-hatian dalam bekerja mungkin saja akan membawa dampak yang luar biasa bagi perusahaan.
4. Membuat Kerangka Kerja dan Tanggung Jawab yang Jelas
Tujuan manajemen risiko selanjutnya adalah membantu membuat kerangka kerja yang jelas.
Dengan adanya manajemen risiko, kerangka kerja akan menjadi semakin jelas, mulai dari proses bisnis sampai fungsi-fungsi pada setiap bagian dalam perusahaan.
Nantinya dengan kerangka kerja yang jelas, masing-masing individu dalam perusahaan juga memiliki tanggung jawabnya sendiri dalam setiap pekerjaan dan pengambilan keputusan yang mereka ambil.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Dengan adanya manajemen risiko, setiap orang dalam perusahaan akan memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Mereka akan terbiasa untuk bekerja dengan baik dan mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab dan berpikir jauh kedepan.
Dengan demikian, perlahan namun pasti, kinerja perusahaan juga akan meningkat.
Baca Juga:
- Perbedaan Marketing dan Sales dalam 5 Aspek Sederhana dan Mudah
- Freelance Adalah Apa? Pengertian Freelance beserta Keuntungannya
- Apa itu Distribusi? Pengertian Distribusi, Tujuan, dan Saluran Distribusi
Demikianlah tadi penjelasan lengkap mengenai arti manajemen risiko, tahapan proses manajemen risiko, dan tujuan manajemen risiko. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi anda semua. [BH/HT]